Teori Marxisme lahir dari kesadaran kaum buruh untuk mengubah nasibnya dari penindasan dan penghisapan kaum kapitalis melalui revolusi sosial. Marxisme menjelaskan bahwa untuk memperbaiki nasib rakyat jelata (kaum miskin) adalah melalui perubahan sistem politik, sosial dan ekonomi dengan kekuatan sendiri, bukan dengan pinjaman atau bantuan asing seperti IMF atau pun Bank Dunia.
Pemikiran Marxisme inilah yang dianggap sebagai ideologi alternatif dalam pembangunan negara berkembang sebagai penyeimbang dari pola pembangunan ekonomi maupun politik liberal kapitalisme.
Teori Marxisme atau Neo Marxis melandasi proses pembangunan negara berkembang melalui perjuangan kelas. Munculnya kelas-kelas sosial adalah akibat dari factor ekonomi dan kepemilikan modal / asset.
Pasca jatuhnya Uni Soviet tahun 1990-an, kegagalan membdnung arus globalisasi dan kapitalisme dunia memunculkan istilah baru yang disebut dengan Noe / Post Marxisme yang menjadi ideologi baru dalam konstalasi pembangunan dunia. Marxisme lahir sebagai kesadaran kaum buruh dan kaum miskin untuk menjadi senjata material Marxisme.
Sedangkan Pro-Marxisme lahir oleh sempalan kaum Marxist yang mengkritik dan tidak setuju dengan beberapa point teori Marx.
Dalam perspektif Marxis, konsep pembangunan didasarkan pada peran yang seharusnya dijalankan negara untuk mencapai tujuannya, tentang bagaimana peran sistem internasionalnya, serta Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pembangunan ditujukan pada pertumbuhan, pemerataan dan otonomi nasional yang sosialis. Pemerataan pembangunan adalah sebuah keharusan. Solidaritas kelas adalah alat utama untuk perbaikan sosial, ekonomi, kemanusiaan dan keadilan. Slain itu adanya kemandirian untuk meningkatkan pendapatan rakyat dan adanya sentralisasi ekonomi.
Daftar Pusataka
Suryono, Agus. 2010. Dimensi-Dimensi Prima Teori Pembangunan. Universitas Brawijaya Press.
Leave a comment