Teori Kapitalisme Semu

Teori Kapitalisme Semu dibahas oleh beberapa ilmuwan, yaitu :

1. Paul Baran (1957)
Paul Baran menjelaskan Teori Kapitalisme Semu sebagai response dari penolakan pandangan Karl Marx bahwa Dunia Ketiga dapat berkembang jika adanya campur tangan dan pengaruh dari imperialisme negara-negara kapitalis maju. Menurut Baran, justru sentuhan kapitalis akan mengakibatkan negara-negara pinggiran (meminjam istilah Prebisch) akan menciptakan kapitalis jenis lain, yaitu kapitalis semu, yaitu sistem kapitalisme yang terkena penyakit kretinisme (tetap kerdil, tidak bisa besar dan sulit berkembang). Bukan industrialisasi yang terjadi seperti negara maju, tapi negara pinggiran akan tetap di sector pertanian, penyusutan modal, dan semakin dikuasai oleh modal asing.

Menurut Baran, kapitalisme terjadi di negara-negara maju karena 3 faktor, yaitu (1) meningkatnya produksi yang diikuti dengan tercabutnya masyarakat petani dari pedesaan, (2) meningkatnya produksi komoditi dan terjadinya pembagian kerja yang mengakibatkan Sebagian orang menjadi uruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit kaya dan majikannya mengumpulkan harta, (3) mengumpulkan harta di tangan para pedagang dan tuan tanah.

Munculnya kekuatan ekonomi asing dan bentuk modal yang kuat membuat surplus diambil alih oleh pendatang sehingga terjadi penyusutan modal di negara-negara dunia ketiga. Masuknya modal asing menimbulkan goncangan-goncangan baru terhadap kemapanan yang sudah ada. Meskipun lambat, terjadi juga kemajuan-kemajuan di negara-negara pinggiran yang masing menganut sistem feodal, dan inilah yang melahirkan kapitalis semu (ersatz capitalism).

2. Andre Gunder Frank (1967)
Menurut Frank, kapitalisme global maupun nasional adalah factor yang menghasilkan keterbelakangan di masa lalu dan mengembangkan keterbelakangan di masa sekarang. Keterbelakangan bukanlah kondisi alamiah dari masyarakat. Keterbelakangan adalah proses ekonomi, politik dan sosial yang terjadi akibat globalisasi dan sistem kapitalisme. Frank mengembangkan konsep Prebisch tentang negara-negara pusat dan pinggiran yang disebutnya sebagai negara-negara metropolis dan negara-negara satelit. Menurut Frank, dalam rangka mencari keuntungan, menggunakan Kaum Borjuis Lokal (Tuan Tanah dan Kaum Pedagang) bekerjsama dengan pemerintah sebagai mitra junior yang dipakai sebagai payung politik serta pemberi kemudahan bagi beroperasinya modal asing melalui kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

3. Theotonio Dos Santos (1970)
Menurut Dos Santos, negara-negara pinggiran atau satelit pada dasarnya hanya merupakan bayangan dari negara-negara pusat atau metropolis. Bila negara pusat berkembang, maka negara satelit pun ikut berkembang. Jika negara pusat terkena krisis, maka negara satelit pun terkena krisis. Namun hal ini berbeda dengan konsep ketergantungan Frank.

Menurut Dos Santos, ada 3 bentuk ketergantungan, yaitu (1) Ketergantungan kolonial (2) ketergantungan Finansial – Industrial, (3) Ketergantungan teknologi – Industrial.

Dos Santos menjelaskan bahwa tidak benar tuduhan yang mengatakan bahwa keterbelakangan yang ada disebabkan oleh negara-negara itu kurang menyatu dengan kapitalisme, tetapi sebaliknya, hambatan yang paling besar bagi pembangunan di negara tersebut disebabkan karena kondisi yang harus menyatukan diri dengan sistem internasional dan mengikuti hukum-hukum perkembangannya. Akibatnya, model kapitalisme semu terbentuk yang bukan untuk memecahkan masalah, namun memberi masalah baru bagi negara yang bersangkutan.

4. Yoshihara Kunio (1968)
Kapitalisme berkembang di Asia Tenggara setela kapitalisme ersatz (berasal dari Bahasa Jerman yang artinya “substitusi atau pengganti”, namun dalam pemaknaan Bahasa inggris adalah “Pengganti yang lebih inferior”). Menurut Yoshihara, Kapitalisme di Asia Tenggara menjadi ersatz karena dua hal, yaitu (1) Di Asia Tenggara campur tangan pemerintah terlalu banyak sehingga mengganggu persaingan bebsa dan membuat kaptalis tidak bisa dinamis. (2) Kapitalisme di negara-negara Asia Tenggara tidak terjadi industrialisasi yang mandiri, padahal industrialisasi adalah faktor terpenting dari pembangunan ekonomi.

Yoshihara menjelaskan teori kapitalisme semu sebagai berikut (1) ketergantungan negara pinggiran keada negara pusat untuk mengembangan industrialisasi, ((2) ketertinggalan bidang teknologi, sangat mempengaruhi kapitalis berkembang di negara-negara pinggiran, (3) monopoli pasar global masih berada ditangan kapitalis negara maju, (4) kaum kapitalis dinegara pinggiran masih menjadi agen industry manufaktur asing sebagai bentuk kapitalisme komprador. (5) adanya persaingan usaha antara kaum kapiltalis di negara-negara pinggiran dengan kapitalis di negara maju, (6) kemandirian dalam berusaha telah mendapatkan prediksi  lisensi dan subsidi dari pemerintah negaranya masing-masing.

Daftar Pusataka

Suryono, Agus. 2010. Dimensi-Dimensi Prima Teori Pembangunan. Universitas Brawijaya Press.